my Best fRiends

my Best fRiends

Minggu, 10 Juni 2012

My School

Logo SMK Binaswasta Kuningan






Denah Bangunan SMK Binaswasta Kuningan
 


 SMK Binaswasta Kuningan


Drs. M. Surman Kurmas, Kepala SMK Binaswasta Kuningan, mengakui kendati penerimaan siswa baru (PSB) tidak mencapai target, namun cukup memuaskan. Pasalnya, belakangan ini ada trend turunnya minat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah di perkotaan.
“Alhamdulillah pada tahun pelajaran 2009/2010 ini sekolah kami dapat menerima 115 siswa baru dari 129 pendaftar. Walaupun tidak mencapai target enam kelas namun lebih baik dari tahun pelajaran lalu,” ungkap M. Surman Kurmas di kantornya, Sabtu lalu.
Tahun lalu di sekolah ini hanya bisa mendapat 83 orang siswa. Tahun ini meningkat menjadi 115 siswa sehingga bisa punya tiga rombongan belajar. Hal itu selaras dengan Keputusan Bupati Kuningan bahwa setiap rombel berjumlah 36 siswa.
Ketika ditanya mengapa sekolah swasta (SMK/SMA) belakangan ini ada kecenderungan trend menurun peminatnya, menurut M. Surman Kurmas, ada beberapa hal mengapa SMK swasta belakangan ini mengalami penurunan, termasuk sekolah yang dipimpinnya. Diantaranya pertama, karena adanya ketentuan sekolah SMK negeri dapat menerima siswa sebanyak-banyaknya, bila perlu dengan double ships (baca surat Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah No. 2669/c.05/sn/2009). Bahkan akan diberikan subsidi bagi pembangunan unit sekolah baru (USB) SMK dari pusat.
Bertambahnya jumlah siswa baru yang diterima di SMK negeri, termasuk SMKN Luragung sangat terasa sekali bagi SMK swasta. Bayangkan saja pada tahun pelajaran ini SMK Negeri 2 menerima 600 siswa dalam 13 rombel, SMKN 3 Kuningan 17 rombel. Kendati masuk SMK negeri biaya pendidikannya lebih mahal, namun minat siswa baru cenderung meningkat.
Kedua, alasan tranportasi yang lebih mahal bila menyekolahkan siswanya di kota. Padahal ketika calon siswa diterima di SMK/SMA Negeri alasan berat diongkos itu seperti tidak masalah. “Ini hanya suatu anggapan saja mahalnya biaya pendidikan di swasta. Padahal tidak terbukti,” ungkap Surman didampingi Wakil Kepala Sekolah, Gunawan, S.Pd.
Sementara untuk SMA swasta seperti SMA Kosgoro, memang cuma satu yang masih tetap eksis di pusat Kota Kuningan. Sehingga apabila gagal melanjutkan ke SMA negeri dan tidak terakomodir di SMA negeri sekitar Kuningan maka sekolah itulah yang akan menjadi alternatifnya.
Siswa yang masuk ke SMK YAMSIK menurut pengakuan Kepala SMK Yamsik, Drs. Aik Saluhi hanya berjumlah 146 orang, untuk 4 rombel. Memang terjadi penurunan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai total 19 rombel. “Sekarang memang terjadi penurunan siswa baru dari enam menjadi empat kelas. Namun hal ini lebih baik, karena siswa dapat lebih serius belajar tanpa harus dibagi ship pagi dan siang,” terang Aik Saluhi. (tan)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar