my Best fRiends

my Best fRiends

Senin, 07 Mei 2012

CERITA LUCU Part.2



*Yang Mana Bosnya
Di sebuah Sekolah Dasar sedang diterapkan sebuah mata pelajaran baru, yaitu PMWR alias Pelajaran Mengenal Wakil Rakyat. Kemudian si Guru memulainya dengan memberikan beberapa pertanyaan pada murid-muridnya.”
Guru: “Bupati dan Wakil Bupati, manakah yang lebih tinggi dan harus dihormati?”
Murid: “Bupati, Bu!!!”
Guru: “Gubernur dan Wakil Gubernur, manakah yang lebih tinggi dan harus dihormati?”
Murid: “Gubernur, Bu!!”
Guru: “Presiden dan Wakil Presiden, manakah yang lebih tinggi dan harus dihormati?”
Murid: “Presiden, Bu!!”
Guru: “Rakyat dan Wakil Rakyat, manakah yang lebih tinggi dan harus dihormati?”
Murid: “Seharusnya sih Rakyat, Bu!!”
Guru: “Kok, pakai seharusnya?”
Murid: “Karena sekarang malah terbalik Bu guru.”
Guru: “Bagus, terus tanda supaya kita kenal sama Wakil Rakyat kita bagaimana?”
Murid: “Yang pasti mereka suka warna abu-abu.”
Guru: “Betul, terus apalagi?”
Murid: “Suka konspirasi politik”
Guru: “Demi apa?”
Murid: “Kepentingan, Bu!!”
Guru: “Tepat sekali, sering muncul di mana mereka?”
Murid: “Di televisi, Bu!”
Guru: “Karena apa?”
Murid: “Karena skandal dan kasus, Bu!!”
Guru: “Aduh, anak murid Ibu pinter-pinter, terus ciri Wakil Rakyat apalagi?”
Murid: “Pasti sering mendadak tajir, Bu!!”
Guru: “Darimana, kok bisa gitu?”
Murid: “Diam-diam kan nyolong, Bu. Kalau nggak ya dapat hibah gono-gini gak jelas.”
Guru: “Dari siapa?”
Murid: “Dari yang pengin diuntungkan.”
Guru: “Terus kan Wakil Rakyat sering mengadakan sidang, berapa tahun sekali?”
Murid: “Setiap hari, Bu!!”
Guru: “Kok bisa, alasannya?”
Murid: “Kan biar dapat tunjangan dan komisi rapat.”
Guru: “Biasanya yang dibahas apa?”
Murid: “Nggak ada Bu, masuk telinga kiri keluar telinga kanan.”
Guru: “Jadi Rakyat dengan Wakil Rakyat, yang mana bosnya?”
Murid: “Ya, semestinya Rakyat dong, Bu!!”
Guru: “Kenapa semestinya?”
Murid: “Karena aneh, Bu!”
Guru: “Aneh kenapa?”
Murid: “Masak bos kekurangan beras di rumahnya, Bu! Sedangkan Wakilnya malah asik impor beras. Nimbun juga bisa kali, Bu.”
Guru: “Bagus-bagus, ternyata sebelum diajari kalian sudah banyak tahu tentang Wakil Rakyat ya.”
Murid: “Iya dong Bu, kan sudah jadi bukan rahasia lagi. Rakyat sudah banyak yang tahu, Bu.”
Guru: “Sudah banyak yang tahu mengapa asik ongkang-ongkang kaki di Parlemen?”
Murid: “Kan, nggak tahu malu, Bu.”

*Curang Ada Caranya!

Mahasiswi 1: "Eh, si X kan ketauan kalo skripsinya hasil plagiat." Mahasiswi 2: "Seriusan loe, kasian amat." Mahasiswi 1: "Yeeee, itu mah salah dia sendiri yang bodoh!" Mahasiswi 2: "Iya juga sih." Mahasiswi 1: "Lagi plagiat skripsi temen satu kampus sendiri, kaya gua dong, plagiat punya orang yang beda kampus!" Mahasiswa 2: "wew..... "

*Pergi Ke Pasar!

Ibu Kiem ingin pergi ke pasar. Ia meminta ketiga anaknya untuk mengantarnya. Anak pertama bernama SIM, anak kedua bernama Helm, anak ketiga bernama Bodoh. "Sim anterin ibu ke pasar, yul," ajak Bu Kiem. "Ahhh ntar dulu deh, Bu. Saya mau makan dulu," jawab Sim. "Helm, anterin ibu ke pasar, yuk," Bu Kiem mengajak anak keduanya. "Ahh, Ibu. Aku mandi dulu, deh," Helm mengelak. "Bodoh, anterin ibu ke pasar, yukkk," kata Bu Kiem. "Ayo," jawab si Bodoh. Di perjalanan, sepeda motor yang dikendarai si Bodoh diberhentikan polisi. Si Bodoh bertanya, "Pak, kok saya diberhentiin sih?" "Coba saya liat Sim-mu," perintah polisi. "Lagi makan, Pak," jawab Bodoh. "Helm-mu mana?" tanya polisi itu kebingungan. "Lagi mandi, Pak," jawab Bodoh lagi. "Kamu bodoh, ya?" hardik polisi itu. "Iya, Pak. Kok, bapak tau? Hehehe," jawab Bodoh sambil tertawa kegirangan.

*Ngawur!

 Ibu 1: "Eh tahu gak, kemaren gua baca di running text berita, katanya di Eropa banyak yang mati gara-gara E-Coli!" Ibu 2: "Eh serius loe? Nah itu dia kan, makanya gua selalu gusar sama anak gua. Soalnya gua pernah mergokin majalah po*no di bawah kasurnya. Udah gitu dia sering lama kalau di toilet!"

*Artis Panas Melahirkan!
 Ketika seorang perempuan sedang dalam proses melahirkan yang dibantu oleh dokter kandungan. Tiba-tiba ia berhenti mengejang dan memanggil dokternya dan berkata, "Dokter, tolong ya nanti ceritakan warna dari setiap bagian tubuh anak saya." “Lho kenapa?” tanya dokter dengan heran. “Mmmhh, saya sebenarnya aktris Film Panas dan anak ini saya dapatkan ketika main dalam blue film. Saya tidak tahu persis siapa ayahnya,” kata perempuan tersebut. Mendengar penuturun wanita terebut, Dokter hanya mengangguk tanda mengerti. Akhirnya ketika kepala si bayi keluar, dokter berkata, “Nah, kepala bayi sudah mulai muncul. Warna rambutnya pirang. Apakah di film itu ada aktor bulenya?” “Ada Dok, makasih.” “Wah, kulit mukanya agak pucat dan matanya sipit. Apakah ada aktor Cinanya juga?” “Ada Dok, ada.." “Sekarang keluar dada dan kedua tangannya. Kok warnanya hitam. Ada aktor negronya, ya?” “Iya, ada…” “Nah, sekarang kakinya. Warnanya coklat sawo matang. Ada orang Indonesianya rupanya.” “Oh ya....” Setelah seluruh tubuh bayi keluar, dokter memukul pantatnya dan keluarlah suara tangisnya, “Ooeeeee…” "Terimakasih, Tuhan. Aku kira tadi ia akan menyalak,” desah si ibu baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar