Logo SMK Binaswasta Kuningan
Denah Bangunan SMK Binaswasta Kuningan
SMK Binaswasta Kuningan
Drs. M. Surman Kurmas, Kepala SMK Binaswasta Kuningan, mengakui
kendati penerimaan siswa baru (PSB) tidak mencapai target, namun cukup
memuaskan. Pasalnya, belakangan ini ada trend turunnya minat melanjutkan
pendidikan ke sekolah menengah di perkotaan.
“Alhamdulillah pada tahun pelajaran 2009/2010 ini sekolah kami dapat
menerima 115 siswa baru dari 129 pendaftar. Walaupun tidak mencapai
target enam kelas namun lebih baik dari tahun pelajaran lalu,” ungkap M.
Surman Kurmas di kantornya, Sabtu lalu.
Tahun lalu di sekolah ini hanya bisa mendapat 83 orang siswa. Tahun
ini meningkat menjadi 115 siswa sehingga bisa punya tiga rombongan
belajar. Hal itu selaras dengan Keputusan Bupati Kuningan bahwa setiap
rombel berjumlah 36 siswa.
Ketika ditanya mengapa sekolah swasta (SMK/SMA) belakangan ini ada
kecenderungan trend menurun peminatnya, menurut M. Surman Kurmas, ada
beberapa hal mengapa SMK swasta belakangan ini mengalami penurunan,
termasuk sekolah yang dipimpinnya. Diantaranya pertama, karena adanya
ketentuan sekolah SMK negeri dapat menerima siswa sebanyak-banyaknya,
bila perlu dengan double ships (baca surat Dirjen Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah No. 2669/c.05/sn/2009). Bahkan akan
diberikan subsidi bagi pembangunan unit sekolah baru (USB) SMK dari
pusat.
Bertambahnya jumlah siswa baru yang diterima di SMK negeri, termasuk
SMKN Luragung sangat terasa sekali bagi SMK swasta. Bayangkan saja pada
tahun pelajaran ini SMK Negeri 2 menerima 600 siswa dalam 13 rombel,
SMKN 3 Kuningan 17 rombel. Kendati masuk SMK negeri biaya pendidikannya
lebih mahal, namun minat siswa baru cenderung meningkat.
Kedua, alasan tranportasi yang lebih mahal bila menyekolahkan
siswanya di kota. Padahal ketika calon siswa diterima di SMK/SMA Negeri
alasan berat diongkos itu seperti tidak masalah. “Ini hanya suatu
anggapan saja mahalnya biaya pendidikan di swasta. Padahal tidak
terbukti,” ungkap Surman didampingi Wakil Kepala Sekolah, Gunawan, S.Pd.
Sementara untuk SMA swasta seperti SMA Kosgoro, memang cuma satu yang
masih tetap eksis di pusat Kota Kuningan. Sehingga apabila gagal
melanjutkan ke SMA negeri dan tidak terakomodir di SMA negeri sekitar
Kuningan maka sekolah itulah yang akan menjadi alternatifnya.
Siswa yang masuk ke SMK YAMSIK menurut pengakuan Kepala SMK Yamsik,
Drs. Aik Saluhi hanya berjumlah 146 orang, untuk 4 rombel. Memang
terjadi penurunan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai total 19
rombel. “Sekarang memang terjadi penurunan siswa baru dari enam menjadi
empat kelas. Namun hal ini lebih baik, karena siswa dapat lebih serius
belajar tanpa harus dibagi ship pagi dan siang,” terang Aik Saluhi. (tan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar